Senin, 25 Oktober 2021

Jalan Emas Industri Kriya Indonesia

Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia semakin pesat seiring dengan dinamika persaingan pasar global. Daya saing produk merupakan keniscayaan yang harus dimiliki oleh industri kreatif. Pelaku usaha kreatif semakin membutuhkan metode yang tepat agar daya saing produk semakin meningkat. Selama ini pelaku usaha masih belum terbiasa dengan metode riset dan pengembangan untuk perancangan produknya. Persoalan besar yang dihadapi adalah peningkatan kapasitas SDM kreatif.

Ekonomi kreatif di Indonesia memiliki tantangan besar dalam pengembangan kapasitas SDM kreatif yang terlibat dalam segala aktivitas di dalamnya. Kreativitas adalah kata kunci dalam peningkatan daya saing industri kreatif. Ruang-ruang kreatif sangat diperlukan dalam menumbuhkan potensi tersebut. Selama ini pendidikan dianggap salah satu pilar penting untuk mengembangkan kapasitas SDM dalam hal memberikan pembelajaran sesuai dengan sasaran capaian kompetensi.

Peran tokoh sangat diperlukan dalam pengembangan kreativitas SDM pelaku ekonomi kreatif. Sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia, mereka akan mudah mencontoh kepada pelaku usaha kreatif yang dianggap berhasil dalam usahanya. Masyarakat Indonesia sangat kental dengan sifat kolektif kolegialnya, tidak mengherankan jika di daerah-daerah tumbuh sentra-sentra industri. Pada satu sisi kondisi ini sangat menguntungkan untuk penumbuhan usaha baru.

Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta  lapangan kerja dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu (Kementerian Perdagangan RI, 2007). Dengan kata lain, ekonomi kreatif berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat dan kreativitas sebagai kekayaan intelektual. SDM merupakan aset terpenting dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Khusus pada pelaku usaha subsektor kriya, sebagian besar tumbuh dalam skala mikro, kecil, dan menengah. Sebagian besar pelaku usaha tersebut memiliki latar belakang pendidikan di luar bidang kriya. Mereka banyak yang bekerja dengan modal pendidikan otodidak. Sebenarnya hal ini merupakan modal yang dapat dikembangkan dengan cara melakukan peningkatan kapasitasnya.

Industri kriya di Indonesia banyak tersebar di seluruh wilayah yang memiliki basis tenaga kerja terampil. Kriya sebagai salah satu komoditas ekonomi yang banyak melibatkan masyarakat memiliki karakter khas pada keterampilan tangan. Nilai crafmanship yang dimiliki bangsa Indonesia sangat menunjang bagi eksistensi kriya. Tantangan industri kriya sekarang terletak pada inovasi produk termasuk desain, peningkatan kualitas dan kapasitas, serta dukungan teknologi tepat guna.

Pengembangan ekonomi kreatif, khususnya pada subsektor kriya di Indonesia memerlukan upaya peningkatan kapasitas SDM yang jelas berbasis pada pertimbangan-pertimbangan matang secara kualitatif dan kuantitatif. Potensi ini dapat dikembangkan melalui forum-forum diskusi yang mendatangkan pelaku-pelaku usaha yang telah berhasil dalam industri kreatif. Forum diskusi bertujuan untuk Memberikan wawasan terhadap pelaku-pelaku usaha kreatif untuk mengembangkan konsep dan craftmanship-nya serta menumbuhkan penyadaran terhadap arti penting peningkatan daya saing dalam menjalankan usaha kreatif dengan memperhatikan faktor kebutuhan pasar. Dari kegiatan ini diharapkan menghasilkan Modul metode inovasi dan pengembangan produk kriya berbasis craftmanship bagi pelaku usaha kreatif dan Modul proses ekspor kerajinan Indonesia, sehingga ke depan bisa menjadi jalan emas menjadi pengusaha yang sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar