Minggu, 24 Oktober 2021

Mahasiswa UMBY Jadi Technopreneur dengan Memanfaatkan Web

Kaum milenial saat ini didorong untuk memiliki jiwa dan karakter kewirausahaan yang bisa dirintis sejak dari bangku kuliah sehingga nantinya dapat menyesuaikan diri dalam kondisi apa pun, peka terhadap lingkungan, serta membuat produk atau jasa sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Bagi mahasiswa yang tertarik dengan dunia usaha perlu mempersiapkan pola pikir untuk menjadi wirausaha.

Sejak tahun 2020 pandemi Covid-19 melanda dunia. Semua orang dituntut untuk menyesuaikan kebiasaan hidup baru yang disebut new normal. Dunia perdagangan yang selama ini berlangsung secara langsung, mau tidak mau mulai bergeser melalui online. Banyak supermarket bahkan mal gulung tikar. Namun, di balik musibah ini bagi orang yang kreatif dan inovatif bisa menjadi ladang rezeki yang melimpah. Dengan adanya slogan tetap di rumah telah berdampak pada meningkatnya omzet perdagangan secara online. Dalam publikasi berita online  CNBC Indonesia 29 Maret 2021 Pukul 13:09 diungkapkan sebagai berikut.

Hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) pada 2020 mencatat bahwa sebesar 42,1% konsumen toko online melaporkan peningkatan pengeluaran saat pandemi. peningkatan pengeluaran terjadi pada konsumsi kesehatan, hobi, dan tagihan. Tercatat terdapat peningkatan 44,3% pengeluaran istri di toko online untuk produk esensial seperti masker, produk kesehatan dan makanan. Sementara untuk hobi terjadi peningkatan 14,6% dan tagihan sebanyak 19,5%. Berbeda dengan ibu, selama pandemi peningkatan konsumsi anak terjadi pada produk yang berhubungan dengan games atau permainan mencapai 32,8%. Sementara itu, untuk produk kesehatan meningkat 35,8% dan tagihan meningkat 14,5%.

Berikutnya untuk suami peningkatan pengeluaran untuk membayar tagihan seperti listrik, air, dan internet sebesar 22%. Sementara untuk produk kesehatan terjadi peningkatan 31,2% dan hobi sebanyak 24,6%.

Masih pada hasil riset, tak heran jika berbelanja online kian diminati. Sebanyak 71% memilih Tokopedia selanjutnya 53% menggunakan platform online lainnya dan 16% orang memilih belanja offline.

Alasan konsumen memilih belanja online karena promo menarik selama PSBB, harga lebih murah, lebih banyak waktu luang mengakses online shop hingga menghindari kontak virus.

Lebih jauh hasil riset ini juga menjelaskan bahwa konsumen baru dari kalangan ibu rumah tangga, pelajar, mitra aplikasi online, wirausaha tanpa karyawan, dan pekerja lepas meningkat saat pandemi.

Bagi konsumen yang bekerja dari kantor, jumlah konsumen lama tercatat 35%, selanjutnya konsumen baru belanja saat pandemi tapi pernah belanja sebelumnya tercatat 26%. Adapun untuk konsumen yang baru berbelanja saat pandemi mencapai 25,5%.

Data menarik lainnya adalah, jumlah konsumen dari kalangan pelajar yang berbelanja melalui online saat pandemi lebih tinggi, yaitu mencapai 14,2%. Tercatat hanya 7,5% pelanggan lama dan 12,4% pelanggan yang berbelanja secara online saat pandemi, tapi sebelumnya pernah belanja di e-commerce.

"Platform belanja online Tokopedia semakin diandalkan berbagai kalangan. Konsumen baru dari kalangan ibu rumah tangga, pelajar, mitra aplikasi online, wirausaha tanpa karyawan, dan pekerja lepas meningkat pada masa pandemi," ujar Kepala LPEM FEB UI, Riatu Mariatul Qibthiyyah.

Sebelumnya, riset yang sama mengungkapkan bahwa 7 dari 10 pelaku usaha di Tokopedia mengalami kenaikan volume penjualan dengan median sebesar 133%.

Berdasarkan hasil riset, tiga provinsi dengan peningkatan penjualan pelaku usaha tertinggi di Tokopedia, yaitu NTB (144,6%), Sulawesi Tengah (73,4%), dan Sulawesi Selatan (73,3%). Sementara tiga provinsi dengan peningkatan jumlah pelaku usaha tertinggi di Tokopedia selama pandemi adalah Bali (66,2%), Yogyakarta (42,2%), dan DKI Jakarta (28,3%).

Berkaca dari hasil riset tersebut, mahasiswa UMBY memanfaatkan web untuk menjadi technopreneur. Seperti yang didefinisikan oleh Collins Dictionary, “technopreneur adalah wirausahawan yang memulai dan mengelola bisnis teknologinya sendiri.” Technopreneur bukanlah produk, tetapi prosedur untuk menghasilkan inovasi manusia dengan bantuan teknologi. Ini semua tentang melakukan perbaikan dengan bantuan kemajuan teknologi untuk suatu organisasi, negara, dan juga dunia. Jenis kewirausahaan ini telah membawa banyak manfaat dalam mengurangi biaya bisnis lain. (Gie, accurate.id, 2021).

Dimulai dengan observasi ke pengusaha yang sudah lebih dulu sukses memanfaatkan teknologi informasi, mahasiswa mulai menemukan ide baru untuk membuat web untuk menawarkan produk atau jasa yang sesuai dengan hobi atau keahlian yang selama ini dimilikinya. Kadang kita tidak mengerti tentang potensi diri yang terpendam. Penggalian potensi diri sangat penting untuk dilakukan, supaya pengembangan web lebih fokus dan terarah. Setelah ide muncul dimulailah pembuatan web design. Dengan dosen pembimbing Imam Suharjo (imam.web.id, 2021) mahasiswa diarahkan step by step untuk mengisi halaman blog-nya, bagaimana terindeks Google, dsb. Kami yakin mahasiswa UMBY akan menjadi technopreneur yang andal pada waktu mendatang.


1 komentar:

  1. Solusi Massa
    solusimassa.com
    KLIK DISINI
    Platfrom jual beli barang dan jasa, menghubungkan antara penjual dan pembeli, bisa mencari berdasarkan lokasi terdekat.
    Mengetahui kebutuhan pasar. tingkatkan penjualanmu disini.
    fitur iframe yang bisa menampilkan web kamu disini.
    tambahkan Gmaps juga bisa.
    Pasang Iklan Gratis! bebes tanpa batas.
    Didesain khusus untuk kalangan profesinal namun mudah digunakan.

    BalasHapus