Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia semakin pesat seiring dengan dinamika persaingan pasar global. Daya saing produk merupakan keniscayaan yang harus dimiliki oleh industri kreatif. Pelaku usaha kreatif semakin membutuhkan metode yang tepat agar daya saing produk semakin meningkat. Selama ini pelaku usaha masih belum terbiasa dengan metode riset dan pengembangan untuk perancangan produknya. Persoalan besar yang dihadapi adalah peningkatan kapasitas SDM kreatif.
Ekonomi kreatif
di Indonesia memiliki tantangan besar dalam pengembangan kapasitas SDM kreatif
yang terlibat dalam segala aktivitas di dalamnya. Kreativitas adalah kata kunci
dalam peningkatan daya saing industri kreatif. Ruang-ruang kreatif sangat
diperlukan dalam menumbuhkan potensi tersebut. Selama ini pendidikan dianggap
salah satu pilar penting untuk mengembangkan kapasitas SDM dalam hal memberikan
pembelajaran sesuai dengan sasaran capaian kompetensi.
Peran tokoh
sangat diperlukan dalam pengembangan kreativitas SDM pelaku ekonomi kreatif.
Sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia, mereka akan mudah mencontoh kepada
pelaku usaha kreatif yang dianggap berhasil dalam usahanya. Masyarakat
Indonesia sangat kental dengan sifat kolektif kolegialnya, tidak mengherankan
jika di daerah-daerah tumbuh sentra-sentra industri. Pada satu sisi kondisi ini
sangat menguntungkan untuk penumbuhan usaha baru.
Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan
serta lapangan kerja dengan menghasilkan dan
mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu
(Kementerian Perdagangan RI, 2007). Dengan kata lain, ekonomi kreatif berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat
dan kreativitas sebagai kekayaan intelektual. SDM merupakan aset
terpenting dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Khusus pada
pelaku usaha subsektor kriya, sebagian besar tumbuh dalam skala mikro, kecil,
dan menengah. Sebagian besar pelaku usaha tersebut memiliki latar belakang
pendidikan di luar bidang kriya. Mereka banyak yang bekerja dengan modal
pendidikan otodidak. Sebenarnya hal ini merupakan modal yang dapat dikembangkan
dengan cara melakukan peningkatan kapasitasnya.
Industri kriya
di Indonesia banyak tersebar di seluruh wilayah yang memiliki basis tenaga
kerja terampil. Kriya sebagai salah satu komoditas ekonomi yang banyak
melibatkan masyarakat memiliki karakter khas pada keterampilan tangan. Nilai crafmanship yang dimiliki bangsa
Indonesia sangat menunjang bagi eksistensi kriya. Tantangan industri kriya
sekarang terletak pada inovasi produk termasuk desain, peningkatan kualitas dan
kapasitas, serta dukungan teknologi tepat guna.
Pengembangan
ekonomi kreatif, khususnya pada subsektor kriya di Indonesia memerlukan upaya
peningkatan kapasitas SDM yang jelas berbasis pada pertimbangan-pertimbangan
matang secara kualitatif dan kuantitatif. Potensi ini dapat dikembangkan
melalui forum-forum diskusi yang mendatangkan pelaku-pelaku usaha yang telah
berhasil dalam industri kreatif. Forum diskusi bertujuan untuk Memberikan
wawasan terhadap pelaku-pelaku usaha kreatif untuk mengembangkan konsep dan
craftmanship-nya serta menumbuhkan penyadaran terhadap arti penting peningkatan
daya saing dalam menjalankan usaha kreatif dengan memperhatikan faktor
kebutuhan pasar. Dari kegiatan ini diharapkan menghasilkan Modul metode inovasi
dan pengembangan produk kriya berbasis
craftmanship bagi pelaku usaha kreatif dan Modul proses ekspor kerajinan
Indonesia, sehingga ke depan bisa menjadi jalan emas menjadi pengusaha yang
sukses.